Membiasakan Budaya Positif: SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang Teguhkan Tradisi Literasi dan Al-Qur’an

Semarang, 16 September 2025 – Suasana ruang utama Masjid Islamic Centre Baiturrahman Semarang pagi itu terasa berbeda. Deretan siswa SMK Islamic Centre Baiturrahman duduk rapi dalam kelompok kecil, masing-masing dengan mushaf, iqro, maupun buku bacaan literasi di tangan. Inilah bagian dari budaya positif sekolah yang terus digelorakan: membiasakan sholat dhuha, dzikir Asmaul Husna, membaca literasi, hingga tilawah dan hafalan Al-Qur’an.

Pembiasaan yang Menjadi Budaya

Kegiatan ini dimulai dengan sholat dhuha berjamaah, dilanjutkan pembacaan Asmaul Husna. Setelah itu, siswa tidak langsung membuka mushaf, melainkan terlebih dahulu membaca buku literasi. Guru pembimbing turut mendampingi agar siswa terbiasa memadukan pengetahuan umum dan spiritual dalam rutinitas harian.

“Budaya ini lahir dari dialog antara guru dan karyawan, lalu berkembang menjadi pembiasaan yang baik bagi seluruh siswa,” ujar salah satu pembina kegiatan.

Kelompok Bimbingan dan Perkembangan Siswa

Dalam kegiatan literasi dan tilawah hari itu, tercatat sejumlah nama siswa yang tergabung dalam kelompok bimbingan: Nafi, Kesi, Fatah, Ardan, Azam, Kevin, Rafa, Brian, Satria, dan Dafa. Masing-masing menunjukkan perkembangan yang beragam sesuai kemampuan mereka.

Nafi sudah mencapai hafalan surat-surat pendek hingga Juz 5.

Kesi cukup lancar membaca, meski masih pelan.

Fatah sudah sampai Juz 5, namun masih membutuhkan bimbingan dalam ketepatan bacaan.

Ardan tampil menonjol dengan kelancaran membaca Al-Qur’an menggunakan lagu, berbekal pengalamannya di Pondok Amtsilati Jepara.

Azam sudah tartil dan juga berada di Juz 5.

Rafa memiliki keistimewaan: setiap selesai membaca, ia menyetorkan hafalan Juz 30. Hari itu, ia bersama teman-temannya menuntaskan hafalan surat Al-Muthaffifin.

Dafa, meski masih berada pada tahap iqro dan surat-surat pendek, tetap menunjukkan semangat belajar.

Membangun Karakter Melalui Tilawah

Setelah membaca Al-Qur’an, setiap siswa diminta menyetorkan hafalan surat pendek. Tradisi ini bukan sekadar latihan teknis membaca, melainkan sarana membangun disiplin, tanggung jawab, dan cinta Al-Qur’an sejak dini.

Kegiatan ini tidak berhenti pada rutinitas formal, melainkan ditumbuhkan menjadi budaya sekolah. Harapannya, dengan dukungan guru pembimbing, pembiasaan ini akan melahirkan generasi yang literat, religius, dan berkarakter kuat.

Sebuah Langkah Kecil, Dampak Besar

Apa yang dilakukan SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang pada akhirnya bukan hanya soal membaca atau menghafal, tetapi soal membentuk kebiasaan positif yang akan terus terbawa hingga ke kehidupan siswa di masa depan.

Dengan keterpaduan antara literasi umum dan literasi spiritual, sekolah ini sedang menanam benih generasi yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai keimanan.

Red: Irfain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *