Puncak Hari Santri Nasional 2025 di Semarang: Spirit Jihad Santri dan Peluncuran Gerakan Wakaf Produktif

Semarang, 25 Oktober 2025 — Ribuan santri dan masyarakat tumpah ruah di Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang, dalam puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang. Acara ini menjadi momentum spiritual dan kebangsaan yang mengangkat tema besar “Santri Indonesia Sehat dan Beradab, Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia.”

Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua PCNU Kota Semarang, Dr. KH Anasom, M.Hum, yang menegaskan bahwa Hari Santri bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat akan kontribusi besar para santri dalam sejarah perjuangan bangsa. “Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 adalah bukti nyata bahwa santri berada di garda depan mempertahankan kemerdekaan,” tegasnya.

Hadirkan Tokoh Nasional dan Ulama Kharismatik

Puncak peringatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain:

  • Prof. Dr. H. Waryono Abdul Ghofur,
    Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf

Dirjen Bimas Islam Kemenag RI

  • Prof. Abu Rahmat,
  • H. Izwar Aminuddin, Wakil Wali Kota Semarang
  • KH hanif Ismail, Rois Syuriah PCNU Kota Semarang
  • KH Imam Bukhori, PWI Pusat
  • Prof. Erfan Soebahar, Ketua Mejelis Ulama Indonesia Kota Semarang
  • KH Darodji, tokoh sepuh NU Jawa Tengah
  • Perwakilan dari Kanwil Kemenag Jateng, Kemenag Kendal, Baznas Pusat, Polrestabes, Dandim, dan DPRD Kota Semarang

Acara juga dihadiri oleh Ketua Panitia HSN 2025, Farid Zamroni, serta para santri dari berbagai pondok pesantren seperti Ponpes Ashabul Kahfi dan MWC NU se-Kota Semarang.

Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI

  • Prof. Abu Rahmat menekankan pentingnya optimalisasi zakat dan wakaf sebagai pilar ekonomi umat. Ia meluncurkan program Kota Wakaf dan menyerahkan secara simbolis wakaf produktif kepada nadzir. “Wakaf tidak harus menunggu kaya. Mulai dari Rp5.000 pun bisa menjadi amal jariyah,” ujarnya.

Wakil Wali Kota Semarang, H. Izwar Aminuddin, menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Wali Kota Agustina Wilujeng Pramestuti. Ia menegaskan komitmen Pemkot Semarang dalam mendukung pesantren melalui penguatan regulasi. “Perda Pesantren sedang kami dorong bersama DPRD agar santri mendapat pengakuan setara dengan pendidikan formal,” jelasnya.

Mauidhoh Hasanah dan Sholawat Meriahkan Malam Puncak

Malam harinya, suasana religious menyelimuti Simpang Lima dalam acara Pengajian Akbar dan NU Bershalawat bersama KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) dari Tegalrejo dan Gus Huda dari Santri Ndalan Semarang. Ribuan jamaah larut dalam lantunan sholawat dan tausiyah yang mengangkat nilai-nilai perjuangan santri dan pentingnya menjaga akhlak serta tradisi pesantren.

KH Yusuf Chudlori dalam mauidhohnya mengingatkan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang telah melahirkan pejuang-pejuang bangsa jauh sebelum NKRI berdiri. “Fatwa jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 adalah tonggak sejarah yang tak boleh dilupakan,” ujarnya.

Santri Pilar Bangsa, Pesantren Benteng Akhlak

Peringatan Hari Santri 2025 ini juga menjadi ajakan untuk memperkuat ukhuwah nahdliyah dan menjaga warisan adab pesantren. “Ilmu tanpa adab tak akan membawa manfaat. Santri harus menjunjung tinggi akhlak, tawadhu kepada guru, dan cinta kepada ulama,” pesan KH Yusuf Muhammad Chudori.

Acara ditutup dengan doa bersama dan harapan agar Semarang menjadi kota wakaf yang produktif, kota santri yang beradab, serta kota yang diberkahi Allah SWT.

Redaksi: Ahmad Irfain

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *