Semarang, 04 November 2022 – Sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan di Kota Semarang, SMK Islamic Centre Baiturrahman sudah menerapkan kurikulum merdeka 2 (merdeka berubah) baru diterapkan untuk kelas X atau fase E. Selaras dengan penerapan kurikulum merdeka, SMK Islamic Centre Baiturrahman melakukan kegiatan in house training (IHT) sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pembelajaran dalam menerapkan kurikulum merdeka yang digiatkan oleh Kemendikbud. Kegiatan IHT difasilitatori oleh Ibu Dr. Ahlis Qoidah Noor, M.Pd sekaligus sebagai pengawas baru SMK Islamic Centre Baiturrahman. Kegiatan yang berlangsung dengan penuh semangat ini menyinggung bagaimana implementasi P5 serta model pembelajaran diferensiasi yang sedang booming dalam dunia pendidikan Indonesia. “Pembelajaran berdiferensiasi yaitu pembelajaran yang bisa mengakomodir seluruh peserta didik dengan latar belakang dan bakat yang berbeda-beda. Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sesuai dengan merdeka belajar supaya seluruh peserta didik mendapatkan treatment belajar yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama. Apabila menemui peserta didik yang kurang dalam melaksanakan sebuah pembelajaran bisa diberikan pendampingan, motivasi, menambah jam pelajaran khusus, tutor sebaya ataupun remidial dengan menurunkan tingkat kesukaran soal. Sehingga dengan perbedaan karakteristik setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.” Ujar Dr. Ahlis Qoidah Noor, M.Pd.
Proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) menjadi topik pembahasan kedua, beliau mengatakan bahwa dalam satu tahun pembelajaran minimal sudah ada 3 proyek yang telah dilaksanakan. SMK Islamic Centre Baiturrahman yang menerapkan kurikulum merdeka 2, otomatis yang ikut proyek P5 adalah kelas 10. Sebelum memulai proyek P5 harus menyiapkan terlebih dahulu modul P5 yang disusun oleh setiap koordinator proyek dan fasilitator. Modul tersebut sebagai landasan dalam melaksanakan proyek P5 sehingga memudahkan dalam kontrol kegiatan. Hasil proyek P5 berupa foto atau video, portofolio, dan laporan kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan nilai-nilai karakter peserta didik. Dalam melaksanakan kegiatan P5, peserta didik menjadi poros utama pembelajaran dan guru pendamping hanya sebagai fasilitator sehingga penguatan profil pelajar pancasila benar-benar terlihat dan terwujud secara lahir maupun batin pada diri peserta didik.
Terakhir, beliau menambahkan dan memotivasi guru untuk ikut calon guru penggerak (CGP) sebagai salah satu syarat untuk menjadi kepala sekolah serta banyak keuntungan lain yang didapatkan. Mengikuti pelatihan dalam aplikasi merdeka belajar yang bisa diakses melalu web maupun menginstal aplikasi melalui playstore disela-sela aktivitas mengajar. Sebagai sekolah binaan dari ibu Dr. Ahlis Qoidah Noor, M.Pd, guru SMK islamic Centre Baiturrahman harus memiliki kesadaran sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar sesuai perkembangan zaman agar tidak ketinggalan dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan, selalu berkarya serta menjadi guru yang dirindukan oleh setiap peserta didiknya.